PROPOSAL SUKARARA BEGAWE JELO NYENSEK
I. PENDAHULUAN
Desa Sukarara adalah salah satu desa dari 13 desa di wilayah Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Desa Sukarara dengan jumlah penduduk 9.978 jiwa terdiri dari 4.862 laki-laki dan 5.116 perempuan yang bekerja di sektor pertanian. Bagi kaum perempuan, selain bekerja di sektor pertanian juga bekerja sebagai Pengrajin Tenun Tradisional Gedogan.
Gedogan adalah satu perangkat tenun tradisional yang sederhana dan manual tetapi menghasilkan karya tenun yang berkualitas dengan motif yang beragam dan memiliki daya saing. Produk-produk yang dimaksudkan antara lain:
1. Songket
2. Kain Panjang
3. Selimut
4. Selendang
5. Udeng
6. Taplak Meja
7. Rangrang
Produk Tenun Desa Sukarara telah dikenal di seluruh Nusantara maupun Mancanegara, diminati berbagai kalangan. Hal ini dapat dilihat dari Wisatawan yang berkunjung di Desa Sukarara.
Dengan kondisi tersebut Desa Sukarara ditetapkan salah satu “Desa Penyangga Pariwisata Mandalika” yang saat ini sedang dikembangkan, dibenahi, dan dibangun oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Oleh karena itu Desa Sukarara berupaya meningkatkan perannya secara aktif dan atraktif memperkenalkan dan mempromosikan produk andalannya yaitu Tenun Tradisional Sukarara.
Langkah-langkah promosi yang dilakukan adalah memperkenalkan Tenunan Sukarara melalui:
Seminar, Gelar Budaya, Pameran, Bazar, baik di tingkat Regional, Nasional, maupun Internasional, di bawah koordinasi pemerintah daerah dalam hal ini secara khusus dengan Dinas Pariwisata, Dinas Perdagangan, dan Industri, dan Ikatan wanita Pengusah Indonesia (IWAPI).
Pada tanggal 27 juli 2018 bertepatan dengan hari Ulang Tahun Desa Sukarara ke-263 telah diselenggarakan FESTIVAL SUKARARA BEGAWE JELO NYESEK II, yang melibatkan 1.500 Penenun Tradisional Gedogan, Alhamdulillah Festival II secara umum dinilai sukses dengan segala kekurangannya. Hal ini ditandai dengan ditetapkannya FESTIVAL SUKARARA BEGAWE NYESEK sebagai Event Tahunan Pariwisata Daerah (Kabuten/Provinsi).
Pada bulan juli 2018 akan diselenggarakan Festival III bertepatan dengan hari Ulang Tahun Desa Sukarara yang ke-263 yang dirangkaikan dengan kegiatan-kegiatan budaya:
1. Petok Umbak
2. Peresean
3. Bazar hasil tenunan
4. Dzikir Akbar
5. Festival menenun oleh 1.500 Penenun
6. Peragaan Busana
7. Baca Lontar
II. NAMA, TUJUAN, DAN SASARAN KEGIATAN
1. Nama Kegiatan
Kegiatan ini bernama FESTIVAL BUDAYA ASAL: “SUKARARA BEGAWE NYESEK III” nama tersebut dikemas dalam bahasa lombok yang secara umum brarti SUKARARA PESTA MENENUN.
2. Maksud dan Tujuan Kegiatan
a. Maksud
Kegiatan FESTIVAL III dilaksanakan dengan maksud:
1. Berperan aktif sebagai Desa Penyangga Pariwisata Mandalika sehingga Pariwisata Daerah memiliki keragaman warna.
2. Lebih memperkenalkan produk Tenun Tradisional Sukarara.
3. Memotivasi “Masyarakat Penenun” Desa Sukarara agar lebih aktif dan produktif.
4. Meningkatkan profesionalisme Penenun.
b. Tujuan
1. Pariwisata Daerah memiliki keanekaragaman produk wisata andalan
2. Dengan dikenalnya produk tenun tradisional Sukarara secara luas makaPangsa Pasar menjadi lebih luas sehingga akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sukarara
3. meningkatkan kualitas produk tenun sehingga memiliki daya saing dengan harga yang terjangkau.
4. Sasaran Kegiatan
a. Sasaran aksi
Sasaran kegiatan (aksi) Festival ini adalah kaum Perempuan Penenun se Desa Sukarara yang diharapkan berpartisipasi minimal 1.500 Penenun.
b. Sasaran antara
Seluruh elemen masyarakat, Pemerintah dan Pemangku Pariwata Daerah dan Pusat untuk lebih peduli mempertahankan Budaya Daerah sebagai bagian dari Budaya Nasional yang secara ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui Usaha Kecil Menengah (UKM).
III. JENIS DAN BENTUK KEGIATAN
Kegiatan FESTIVAL BUDAYA ASAL:“SUKARARA BEGAWE JELO NYESEK III”
diselenggarakan dalam bentuk rangkaian kegiatan:
1. Peresean
Peresean adalah suatu bentuk olahraga Tradisional bela diri yang menggunakan Tameng dan Rotan sebagai alat pemukul. Peresean dipentaskan dalam bentuk Duel, saling memukul sekeras- kerasnya, sepuas-puasnya, dan berbalas dalam sejumlah ronde tertentu. Jika salah satu mengeluarkan darah akibat pukulan maka yang bersangkutan dinyatakan kalah.
2. Dzikir Akbar
Masyarakat Sukarara yang 100% beragama Islam memiliki kebiasaan mengawali setiap acara begawe yang biasanya disebut “Roah”, sebagai saran meningkatkan nilai spiritual masyarakat.
3. Bazar hasil tenunan
Pada kegiatan bazar akan dipamerkan dan dijual produk-produk hasil tenunan tradisional sukarara dengan harga setempat.
4. Peragaan Busana Sasak
Pada kegiatan ini akan diperagakan busana adat Sasak (Utama, Madya, Harian) dan busana dari hasil Tenun Sukarara.
5. Baca Lontar
Baca Lontar adalah membaca dokumen-dokumen Sejarah, Hikayat dan Nasehat dengan tembang-tembang Sasak yang dilakukan oleh Budaya Sasak.
6. Kegiatan puncak Festival Sukarara Begawe Nyesek III terdiri dari:
a. Pembukaan
1) Parade Budaya Parade Budaya akan menampilkan bentuk-bentuk budaya dan kesenian Sasak. 2) Mendakin Mendakin adalah suatu proseseu adat/budaya untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan selamat datang kepada Tokoh Masyarakat, Tokoh adat, Pemerintah, dan para undangan.
3) Petok Umbak
Petok Umbak adalah pengguntingan Kain Simbul Pengayom Desa sebagai tanda Festival Sukarara Begawe Jelo Nyesek III dimulai.
4) Sambutan-sambutan
b. Kegiatan menenun oleh 1500 Penenun
7. Penutupan
IV. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN FESTIVAL
1. Waktu
a. Peresean diselenggarakan pada tanggal 17 s.d 23 Juli 2018
b. Bazar hasil tenunan diselenggarakan pada tanggal 28 s.d 30 Juli 2018
c. Dzikir Akbar 27 Juli 2018
d. Baca Lontar diselenggarakan pada tanggal 30 Juli 2018
e. Kegiatan puncak Festival Budaya Asal : Suarara Begawe Jelo Nyesek III” diselenggarakan pada tanggal 28 Juli 2018
f. Peragaan busana pada tanggal 28 Juli 2018
g. Kegiatan menenun oleh 1500 Perempuan Penenun pada tanggal 28 s.d 30 Juli 2018
h. Kegiatan penutupan festival diselenggarakan pada tanggal 28 Juli 2018.
2. Tempat
Kegiatan Festival tersebut diatas diselenggarakan di Kantor Desa Sukarara dan Dusun Dasan Duah.
Secara rinci, waktu dan tempat kegiatan sesuai tabel berikut:
NO KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKU
1 Peresean 17 s.d 23 Juli 2018 Dusun Dasan Duah Pepadu Lombok
2 Bazar hasil tenunan 28 s.d 30 Juli 2018 Sukarara Penenun
3 Dzikir Akbar 28 Juli 2018 Sukarara Masyarakat sukarara
4 Baca Lontar 30 Juli 2018 Sukarara Panitia
5 Pembukaan Festival Sukarara Begawe Jelo Nyesek III 28 Juli 2018 Sukarara Panitia
6 Kegiatan menenun oleh 1500 penenun 28 s.d 30 Juli 2018 Sukarara Penenun
7 Peragaan Busana 28 Juli 2018 Sukarara Panitia
8 Penutupan 30 Juli 2018 Sukarara Panitia
V. SARANA DAN FASILITAS FESTIVAL
Sarana dan fasilitas yang dibutuhkan dalam festival ini antara lain :
1. Sekretariat
a. ATK
b. Kostum panitia dan pelaksana
c. Kartu Identitas
2. Fasilitas Utama
a. Subsidi Penenun
b. Terop
c. Kursi
d. Genset
e. PLN
f. Panggung
g. Sound System
h. Dekorasi
i. MC
j. Narator
k. Pengatur laku
l. Pembaca do’a
m. Perangkat Kesenian:
1) Gamelan Duduk Pembukaan untuk Pagelaran Gandrung Bapangan
2) Gamelan Duduk Tetap
3) Gendang Rembak untuk Parade Budaya
4) Tawak-tawak
5) Wayang Kulit
3. Fasilitas Penunjang :
a. Transportasi
b. WC Umum
c. Keamanan
d. Pers dan media
e. Dokumentasi
f. Publikasi
g. Konsumsi
VI. PESERTA, PARTISIPAN DAN UNDANGAN
1. Peserta
Peserta aktif adalah seluruh penenun yang ada di Desa Sukarara yang diharapkan hadir minimal 1.500 orang penenun.
2. Partisipan
a. Budayawan se-Pulau Lombok yang diharapkan hadir sebanyak 50 orang
b. Kelompok Parade Budaya dan Kesenian
c. Masyarakat Umum
3. Undangan
Yang akan diundang untuk hadir dalam menyaksikan Festival ini terdiri dari unsur:
a. Pemerintah Pusat 6 orang
b. Pemerintah Provinsi
c. Pemerintah Kabupaten Tengah/Kota 50 orang
d. Budayawan se-Pulau Lombok 50 orang
e. Tokoh Masyarakat 39 orang
f. Tokoh Adat 39 orang
g. Tokoh Agama 39 orang
h. Muspida Kabupaten 7 orang
i. Akademisi 5 orang
j. IWAPI 5 orang
k. Pengusaha 15 orang
l. BUMN 10 orang
m. Pelaku Pariwisata seperti;
1) Hotel 50 orang
2) Tamu hotel 60 orang
3) Travel 10 orang.
VII.
PENYELENGGARA DAN PELAKSANA KEGIATAN
1. Penyelenggara Kegiatan (SC)
Penyelenggara kegiatan festival adalah Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah yang ditetapkan dengan SK Bupati (terlampir)
2. Pelaksana Kegiatan (OC)
Pelaksana kegiatan festival adalah Pemerintah Desa Sukarara yang ditetapkan dengan SK Kepala Desa (terlampir)
VIII. BIAYA DAN SUMBER DANA FESTIVAL
1. Biaya
Biaya penyelenggaraan Festival Sukarara Begawe Jelo Nyesek III sebesar Rp. 782.852.400,- (tujuh ratus delapan puluh dua juta delapan ratus lima puluh dua ribu empat ratus rupiah). Secara garis besar, komponen biaya terdiri dari:
1. Sekretariat sebesar Rp. 10.402.400,-
2. Fasilitas utama sebesar Rp. 261.950.000,-
3. Fasilitas penunjang sebesar Rp. 495.500.000,-
4. Over head cost sebesar Rp. 15.000.000,-
Secara rinci, Rencana Anggaran Biaya (RAB) festival terlampir
2. Sumber Dana
Dana penyelenggaraan festival tersebut pada butir VIII.1 di atas diharapkan bersumber dari:
a. Masyarakat Desa Sukarara
b. Pemerintah Pusat maupun Daerah
c. Pemerhati Budaya
d. Pemerhati Pariwisata
e. Donatur lain
IX. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat dengan harapan mendapat tanggapan positif dan dukungan dari semua pihak, dengan harapan Desa Sukarara dapat memberikan andil yang berarti dalam pengembangan Pariwisata Daerah Kabupaten/Provinsi maupun Pariwisata Nasional. Atas partisipasi semua pihak untuk suksesnya Festival ini kami sampaikan Terima Kasih.
Sukarara, Juli 2017
Mengetahui
Kepala Desa Sukarara
( TIMAN )
LAMPIRAN
Komentar
Posting Komentar